AMALAN SHOLAT MAGRIB DAN SUBUH





Sholat yang merupakan salah satu rukun Islam, yang wajib hukumnya dijalankan oleh penganut Agama Islam ( Muslim ) , memiliki beberapa amalan sunah di setiap sholat nya,

Kali ini admin akan berbagi amalan Setelah Sholat Magrib dan Shubuh, yang admin peroleh dari salah satu Tuan Guru di tempat tinggal admin,


Tepat setelah salam kita di sunahkan untuk menjaga posisi tahiyat akhir dan tanpa melakukan aktivitas kedunian lainnya , kemudian langsung membaca
  • “Laailaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai’in Qodiir”(dibaca 10x)
Dari Abu Dzar, Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: ”Barangsiapa mengucapkan Laailaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai’in Qodiir sebanyak sepuluh kali sesudah sholat Shubuh, sedangkan ia masih melipat kakinya dan belum berbicara, maka dicatat baginya sepuluh pahala kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan (dosa), dan diangkat baginya sepuluh derajad (pahala). Sepanjang hari itu ia berada dalam pemeliharaan dari setiap hal yang tidak disukai dan ia dipelihara dari setan, serta tidak layak satu dosa pun yang dapat membinasakannya dan merusak amalnya pada hari itu kecuali syirik kepada Alloh Swt (HR. Tirmidzi)



Sesudah sholat Maghrib juga membaca dzikir khusus ba’da Maghrib, Tepat setelah salam kita di sunahkan untuk menjaga posisi tahiyat akhir dan tanpa melakukan aktivitas kedunian lainnya yaitu:
  • “Laailaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai’in Qodiir”(dibaca 10x)
Dari “Umaroh bin Syabib As Saba’i, ia berkata Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Barangsiapa mengucapkan Laailaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli syai’in Qodiir sebanyak sepuluh kali sesudah sholat Maghrib,  maka Alloh akan mengutus pasukan yang akan menjaganya dari godaan setan hingga pagi. Alloh juga akan memberikan sepuluh kebaikan dan menghapuskan sepuluh kesalahan serta menjadikannya seolah olah membebaskan sepuluh budak perempuan yang beriman (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
  •  “Alloohumma ajirnii minan naari.”(dibaca 7 X)
Ya Allooh, hindarkanlah aku dari api neraka” (7 X)

HIDUP INDAH DALAM ISLAM



Islam adalah agama yang lurus ,benar,dan agama yang paling dominan panganutnya di Indonesia. Nah disini saya ingin menjelaskan indahnya hidup dalam Islam

Alasan pertama saya mengatakan bahwa islam itu indah yaitu Segala sesuatu dari kita bangun sampai tidur lagi itu di atur semua oleh Allah. Dari bangun tidur kita di wajibkan untuk membaca doa bangun tidur . lalu kita mandi .. Masuk ke kamar mandi ada doanya.. Berpakaian ,berkaca juga ada doanya.. Lalu keluar rumah untuk menjalankan aktivitas sampai masuk ke rumah lagi juga ada doanya.. Dan terakhir kita mau tidur juga ada doanya dan posisi tidur yang baik juga di terangkan dalam Alquran dan hadist . Ya.. Di Islam juga diajarkan cara makan dan minum yang benar. Maksudnya makan yang benar itu contoh kecilnya: kalo makan yang panas tidak boleh di tiup karna membuat makanan itu gak berkah di tubuh kita. Dan masih banyak contoh lainnya .saya yakin di agama lain tidak ada yang mengatur segala aktivitas di kehidupan sampai se detail ini .

Alasan kedua adalah Islam itu benar .
Ya.. Kalo hal ini saya yakin sekali, karena di Alquran sudah di jelaskan bahwa agama islam adalah agama yang murni dan barang siapa yang toat akan masuk ke dalam surga nya Allah.
Sedikit informasi.. Al quran juga dijelaskan bahwa islam itu terpecah belah menjadi 73 golongan.

Alasan ketiga ,Islam mengajarkan cara berpakaian yang baik .
Seorang muslim (pria) di sunnah kan untuk memakai celana di atas mata kaki karena salah satu hadist menerangkannya bahwa segala sesuatu (celana) yang di bawah mata kaki maka neraka tempatnya.. Dan alasan kedua karena celana di bawah mata kaki tanda tanda orang sombong yang di larang oleh Allah .

Seorang muslimah(wanita) di wajibkan memakai pakaian yg syar'i apalagi kalau sudah baligh(mengalami haid). Syar'i berarti menutup auratnya. Aurat seorang muslimah itu semua anggota tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujng kaki. Namun Allah memberi kemurahan kepada para muslimah yaitu boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangannya.. Selebihnya itu aurot dan tidak boleh terlihat orang yang bukan mahromnya.

Alasan yang ke empat ,selalu beribadah kepada Allah.
Dalam Islam.. Ibadah itu di nomor satukan.. Dalam sehari kita di wajibkan untuk menunaikan sholat 5 waktu.. Dan di lengkapi dengan mengaji Alquran dan hadist agar kita bisa memperluas ilmu agama Islam yang benar ini. Dan juga Islam menganjurkan untuk membayar zakat agar harta yang kita miliki itu suci dan menjadikan orang itu tidak pelit.. Karna semua harta yang kita miliki ini hanya milik Allah. Lalu di setiap bulan ramadhan melaksanakan puasa romadhon yang pahala pada bulan itu 700× lipat dan bahkan lebih banyak pahala yang dilipat kan oleh Allah  sesuai amalan yang dikerjakan oleh hamba Nya.
Haji dan umroh juga di lakukan oleh seorang muslim/ah yang mampu. Dan masih banyak lagi. Jadi di Islam nggak ada yang namanya ibadah seminggu sekali.

Jadi.. Bagi temen temen yang sudah terlahir dalam agama Islam.. Bersyukurlah.. Karena mendapat hidayah ini sangatlah beruntung dan janganlah kalian sia siakan atau bahkan murtad (keluar dari agama Islam). Islam mengajarkan semuanya agar kaumnya masuk ke dalam surganya Allah. Dan ingat.. Ini semua walaupun susah atau bahkan ribet ,pasti ada hikmahnya dalam kehidupan kita.Untuk yang belum menganut agama Islam mungkin dengan membaca artikel ini bisa menyadari bahwa Islam itu satu satunya agama yg benar dan merupakan jalan yg lurus dengan berpegang pada Alquran dan hadist.

Sekian artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. (AP)

Berhijab, Haruskah Aku Sempurna Dulu?

Assalamualaikum calon penghuni surganya Allah,

Berapa banyak muslimah yang sudah berhijrah. Namun ujian tak berhenti menyapa,,kenapa? iya,karena Allah ingin tau seberapa jujur kita dengan hijrah ini. Satu hal yang paling sulit adalah melawan diri sendiri.

Sepanjang perjalanan, masih banyak yang ga luput dari salah karenanya dipandang sebelah mata. Mulailah, banyak mata memandang rendah,yang disalahkan hijab kita.

Ada yang masih bergosip, yang disalahkan hijabnya. Ada yang berkata kasar,lagi lagi yang disalahkan hijabnya, ada yang melakukan tindak memalukan, diminta lepas hijabnya.

Bukan lebih baik tak berhijab, yang penting baik hatinya, karena yang hatinya baik pasti berhijab. Yang benar adalah, berhijab itu wajib dan memperbaiki akhlak itu kewajiban.

Jangan mencibir mereka yang mencoba sholehah, karena butuh perjuangan untuk berubah. Juga jangan mencibir mereka yang masih berdosa, karena Allah maha membolak balikkan hati manusia. Saling mendukung,saling menghargai, dan saling mendoakan dalam kebaikan:).

Jangan salahkan hijabnya ya... - (PW)


Lalai, Sampai Kapankah Engkau Singgah?

Assalamualaikum calon penghuni surganya Allah:)

LALAI. Berapa banyak manusia yang ga luput dari kata itu. Bahkan tak sedikit manusia yang merugi di dunia ini karena kelalaian itu, salah satunya lalai dalam mengingat Allah.

Ingatkah kita, gimana kita bisa selamat ketika maut ingin merebut nyawa ini dari suatu musibah atau kecelakaan?,, masih ada di antara kita mengatakan itu sebagai keberuntungan.Tanpa kita sadar, kita punya Allah yang mempunyai berbagai cara untuk menyelamatkan hambanya.

Baik? iya!Allah memang maha baik. Tapi kadang kita suka tak bersyukur dan malah lalai kepadaNya. Bahkan kita ga ada rasa malu, ketika kita lalai dan berbuat dosa, tapi Allah masih mau mengabulkan doa kita,yang selalu lalai dan selalu berbuat dosa.

Selalu ingat bahwa tak ada satu pun dari mereka atau dari kita yang bisa saling menolong di akhirat kelak, kita akan di hisab sendiri-sendiri. Buat yang masih lalai. Berhenti untuk lalai, dan mulailah mencoba TAAT kepadaNya:). Nah buat yang udah mencoba untuk tidak lalai, SAMI'NA wa ATO'NA. Ya Allah kami mendengar,dan kami mau TAAT.

Setiap manusia punya kesempatan untuk mencoba tidak lalai,dan selalu ingin TAAT kepadaNya.

Jangan lalai lagi ya... - (PW)


Kisah Sedekah Salah Alamat

Semua Tentang Islam - Assalamualaikum WrWb, para membaca yang senaniasa dirahmati oleh Allah SWT. Pernahkah diantara kita merasa berat unuk bersedekah karena orang-orang atau tempat disekitar kita tidak ada yang pantas untuk diberi sedekah? Apakah kita pernah berfikir bahwa sedekah kita nantinya tidak akan diridhoi oleh Allah karena diterima oleh orang yang salah? Mungkin sepenggal kisah ini akan menjadi salah satu pelajaran untuk kita semua.

Disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, ada seorang yang berniat memberikan sedekah pada suatu malam. Ia pun membawa hartanya untuk diberikan kepada siapa pun yang ditemui. Rupanya, sedekah itu sampai ke tangan pezina. Hingga orang-orang berkata, “Seorang pezina diberi sedekah.” Orang itu pun berdoa, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada pezina.” 

Lalu pada malam berikutnya, ia kembali berniat untuk bersedekah lagi. Seperti kemarin, ia mencari penerima sedekah di tengah malam yang gulita. Hingga disampaikanlah sedekahnya kepada seseorang. Sebab niatnya sembunyi-sembunyi, ia tidak tahu siapa yang menerima sedekahnya. Hingga pada pagi harinya beredar perkataan orang-orang, “Tadi malam, ada orang kaya yang diberi sedekah.” Sebab itulah, sang pemberi sedekah kembali panjatkan pinta, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada orang kaya.”
Dua kali ‘salah alamat’, lelaki ini berniat untuk sampaikan sedekah yang ketiga. Masih dengan cara yang sama di tengah malam.Maka alangkah terkejutnya dirinya saat mendengar warga mengatakan, “Semalam, ada seorang pencuri yang menerima sedekah.” Dengan kalimat yang sama, lelaki itu kembali berdoa, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas sedekah kepada seorang pezina, orang kaya, dan pencuri.”
Maka kepada orang itu, sebagaimana riwayat yang dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya ini, datanglah malaikat yang mengatakan, “Sedekahmu telah diterima.” 

“Adapun bagi pezina,” lanjut malaikat, “semoga ia menjaga diri dari zina. 

Dan semoga orang kaya akan mengambil pelajaran hingga ia mau berinfaq dengan apa yang telah Allah Ta’ala berikan kepadanya.”
Kemudian bagi pencuri, pungkas malaikat menyampaikan, “Semoga ia menjaga diri dari perbuatan mencurinya.”


Segala tindakan yang kita lakukan semuanya merupakan seizin Allah, sebagaimana yang telah dikehendakinya maka tidak mungkin sedekah itu jatuh ke tangan-tangan tersebut jika ia tidak mengizinkannya. Allah maha tahu, dan Allah maha pemberi jalan. Sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan, sekecil apapun niat baik yang kita lakukan, percayalah mungkin itu merupakan jalan yang telah dibuat Allah untuk suatu manfaat yang besar. Akhirul kalam, Wassalamualaikum WrWb.

Kisah Umar bin Khattab dan Seekor Burung


Pada saat Umar bin Khattab berjalan santai di pinggiran kota Madinah, ia melihat seorang anak kecil yang menggenggam seekor burung di tangannya. Anak kecil itu memainkan burung tersebut tanpa rasa kasihan. Dan burung itu terlihat tersiksa dan teraniaya akibat dimainkan oleh anak kecil tersebut.
Melihat apa yang telah dilakukan oleh anak kecil tersebut terhadap burung itu, Umar merasa kasihan dengan burung tersebut. Umar tidak mampu melihat burung itu tersiksa. Sehingga kemudian Umar membeli burung tersebut dari anak kecil itu dan melepaskannya. Terlepaslah burung itu dalam alam yang bebas.

Begitu mulianya sifat Umar bin Khattab, ia tidak hanya menyangi manusia, tetapi juga menyayangi makhluk hidup. Maka ketika Umar wafat, Jumhur Ulama bertemu Umar dalam mimpi. Kemudian para ulama tersebut bertanya kepada Umar. “Wahai Umar, Apa yang telah Allah perbuat kepada engkau?” Umar menjawab, “Sungguh Allah telah mengampuniku”.
Kemudian mereka bertanya, “Apakah engkau diampuni Allah karena kebaikanmu, sifat adilmu, atau sifat zuhudmu?” Umar menjawab, “Ketika mereka meletakkanku di dalam kubur, menutupku dengan tanah dan meninggalkanku, maka datang dua orang malaikat yang sangat menakutkan. Seketika itu hilang akalku, serasa lepas tulang-tulangku dari persendiannya dan mereka memegangku, kemudian mendudukkanku. Kemudian kedua malaikat tersebut ingin menanyaiku, namun belum sempat mereka bertanya, aku mendengar suara (panggilan) dari langit, “Tinggalkan oleh kalian (dua malaikat) hambaku dan janganlah kalian menakutinya, karena sesungguhnya Aku menyayangi dan mengampuninya”. Aku menyayanginya karena ia menyayangi seekor burung waktu di dunia, dan aku menyayanginya di akhirat sebagai balasan atas kebaikannya.
Dari cerita di atas dapat kita ambil sebuah hikmah (pelajaran) agar kita saling menyayangi sesama makhluk hidup, baik itu manusia, binatang, tumbuhan dan lain sebagainya. Karena orang yang menyayangi apa yang ada di bumi, maka Allah akan menyayangi kita di akhirat kelak. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Saling menyanglah kalian, niscaya Alla yang Maha Rahman akan menyayangimu. Sayangilah oleh kalian akan apa yang ada di bumi, maka kamu akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit” (HR Abdullah bin Umar).
Semoga cerita ini bermanfaat untuk kita, dan semoga cerita ini menjadi inspirasi bagi kita agar senantiasa saling menyangi dalam hidup ini, baik itu hubungan baik kepada manusia, binatang dan hubungan baik dengan alam. Semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada kita agar senantiasa berbuat baik, dan mendapat kebaikan pula di akhirat kelak….. Wallahu A’lam

Sumber : Here

Detik-Detik Terakhir Rasulullah Muhammad SAW


muhammadDalam Sahih Muslm, ada sebuah hadits yang sangat terkenal yang diceritakan oleh Ibn Abbas. Hadits itu berbunyi:
“Tiga hari sebelum Rasulullah meninggal, Umar bin Khattab dan para sahabat lainnya berdiri di samping tubuh Rasulullah yang terbaring. Rasulullah bersabda, ‘Sekaran aku akan tuliskan bagi kalian sehingga kalian tidak akan tersesat setelahku.’ Umar bin Khattab menimpali, ‘Rasulullah telah dikuasai oleh penyakitnya; kalian sudah memiliki Qur’an, Kitabullah. Itu cukup bagi kita semua.’ Pernyataan Umar mengundang kemarahan dari semua orang yang hadir. Beberapa mengatakan bahwa perintah Rasulullah itu harus segera dipatuhi supaya ia bisa menuliskan apa yang ingin ia tuliskan untuk menuntun umat semua. Sedangkan sebagian lain sepakat dengan Umar. Ketika ketegangan sudah memuncak, Rasulullah berkata dengan marah, ‘Pergilah kalian semua dariku!’

Seandainya Umar bin Khattab mau bersabar dan tidak mencegah Rasulullah menuliskan surat wasiatnya, maka umat Muhammad tidak akan mungkin berpecah belah selamanya. Mereka akan berpedoman pada selembar tulisan dari Muhammad al-Mustafa itu yang akan menjadi pemersatu umat Muslim sedunia.


Oleh karena itu, Ibn Abbas seringkali berkata setelah kejadian itu: “Malang sekali, sungguh malang sekali. Kejadian dulu itu dimana pertentangan dan keributan terjadi, telah membuat Rasulullah murka dan tidak jadi menuliskan wasiatnya dan oleh karena itu, Rasulullah tidak meninggalkan apa yang ia ingin tuliskan dalam selembar kertas.”
 
Riwayat dari Sa’id Ibn Jubayr dituliskan dalam Sahih Bukhari. Ia meriwayatkan sebagai berikut:
Ibnu Abbas pernah berkata, “Duhai hari Kamis, malang nian hari Kamis!,” kemudian Ibnu Abbas menangis dengan keras sehingga bebatuan kecil yang ada di sekitar dirinya basah karena tangisannya. Kemudian ia melanjutkan, “Ketika itu hari Kamis. Penyakit Rasulullah sedang menghebat, kemudian ia berkata, ‘Bawakan untukku kertas dan pena supaya aku bisa menuliskan sesuatu yang dengannya kalian tidak akan lagi tersesat sepeninggalku.’ Orang-orang mulai ribut dan bertengkar satu sama lainnya dan mereka melakukan hal itu di depan Rasulullah yang masih hidup bersama mereka. Seseorang mengatakan bahwa Rasulullah telah meracau. Rasulullah berteriak akhirnya, ‘Pergilah kalian semua dariku! Aku lebih berakal daripada kalian semua.
Diriwayatkan dalam kitab Raudatul-ahbab bahwa Rasulullah telah berkata kepada Fathimah, “Bawalah kedua anakmu kepadaku.” Kemudian Fathimah membawa Hasan dan Husein ke hadapan Rasulullah. Keduanya kemudian memberi salam kepada Rasulullah, kemudian duduk di tepi pembaringannya dan kemudian menangis ketika melihat kakeknya sedang menderita seperti itu. Keduanya menangis pilu sehingga orang-orang yang hadir di situ ikut menangis keras. Hasan meletakkan wajahnya di wajah Rasulullah, sedangkan adiknya, Husein, meletakkan wajahnya di dada Rasulullah. Rasulullah membuka matanya, kemudian ia menciumi kedua cucunya itu dengan penuh kasih sayang. Itu juga sekaligus untuk memberikan orang-orang pelajaran bahwa mereka harus mencintai dan menghormati kedua cucunya itu. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa para sahabat yang kebetulan hadir di sana pada saat itu, demi melihat Hasan dan Husein menangis mereka juga ikut menangis keras. Di tengah-tengah suasan haru itu Rasulullah berseru, “Panggilah saudaraku Ali dan bawalah kepadaku.”. ‘Ali datang dan berdiri di sisi pembaringan sambil memegang kepala Rasulullah. Ali kemudian mengangkat kepala Rasulullah dan meletakkannya di pangkuannya. Rasulullah berkata:
Ya, Ali! Aku telah meminjam sejumlah uang dari seorang Yahudi untuk keperluan tentara ekspedisi Usamah. Tolonglah bayarkan hutangku itu. Dan, Ali. Engkau akan menjadi orang pertama yang akan menemuiku di mata air al-Kautsar. Engkau juga akan mendapatkan banyak sekali masalah sepeninggalku. Engkau harus bersabar menghadapinya dan apabila engkau lihat orang-orang lebih mencintai dunia, maka engkau harus lebih memilih akhirat.
Yang berikut ini diambil dari Khasa’is dari Nasa’i dari Ummu Salamah:
Demi Allah, orang yang paling dekat dengan Rasulullah ketika Rasulullah meninggal itu adalah Ali. Pada pagi hari ketika Rasulullah hendak meninggal. Rasulullah memanggil Ali yang sedang disuruh untuk melakukan sebuah tugas. Rasulullah memanggil-manggil Ali sebanyak tiga kali sebelum akhirnya Ali datang. Ali datang sebelum matahari terbit. Karena kami tahu Rasulullah ingin meluangkan waktunya sendirian bersama Ali, maka akhirnya kami membiarkan mereka berdua. Aku yang terakhir keluar; oleh karena itu aku berdiri dekat sekali ke pintu kamar—lebih dekat daripada para wanita yang lain. Aku melihat Ali mendekatkan kepalanya kepada Rasulullah dan Rasulullah tampaknya membisikkan sesuatu ke telinganya selama beberapa saat lamanya. Oleh karena itu, Ali adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah disaat-saat kematiannya.”

Al-Hakim memberikan catatan dalam kitab Mustadrak-nya:
“Rasulullah terus menerus menaruh kepercayaan kepada Ali hingga ajal menjemputnya. Dan Rasulullah menghembuskan nafasnya yang terakhir di dekat Ali.”

Ibn al-Wardi menyatakan bahwa orang-orang yang memandikan jenazah Rasulullah ialah:
“Ali, Abbas, Fadl Qutham, Usamah, dan Shaqran. Abbas, Fadhl dan Qutham membolak-balikkan jenazah Rasulullah. Usamah dan Shaqran menyirami tubuh Rasulullah dengan air, dan Ali yang membersihkan jenazah Rasulullah.”

Dalam Tarikh al-Khamis ada tambahannya:
“Abbas, Fadhl, dan Qutham membolak-balik jenazah Nabi sementara Usamah dan Shaqran yang menyiramkan airnya. Semuanya matanya ditutup kain.”
 
Ibn Sa’d menceritakan kejadian ini dalam kitab Tabaqat-nya:
“Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah melarang siapapun memandikan jenazahnya kecuali Ali sendiri dan apabila orang lain yang melakukannya maka kedua matanya akan buta.”
 
Sementara itu ‘Abdul Barr dalam kitabnya Al-Isti’ab, mengutip dari Abdullah bin Abbas yang berkata: “Ali memiliki empat keutamaan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain. Keutamaannya itu ialah:
  • Diantara semua orang Arab dan non-Arab (‘Ajam), Ali adalah orang yang pertama kali shalat bersama Rasulullah
  • Di dalam semua peperangan yang ia ikuti, Ali pastilah menjadi pemegang panji (bendera perang) di tangannya
  • Ketika semua orang kabur dari peperangan meninggalkan Rasulullah sendirian, Ali bin Abi Thalib tetap berada di samping Rasulullah tak bergeming
  • Ali adalah satu-satunya manusia yang memandikan jenazah Rasulullah dan memasukkan jenazahnya ke liang lahat.”
Baik Abul-Fida’ maupun Ibn al-Wardi menunjukkan bahwa Rasulullah itu meninggal pada hari Senin dan kemudian dikebumikan keesokan harinya yaitu pada hari Selasa. Akan tetapi di dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah itu dikebumikan pada malam hari antara malam Selasa dan Rabu. Ini mungkin kelihatannya lebih faktual mendekati sumber yang disebutkan pertama. Akan tetapi ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa Rasulullah tidak dikebumikan hingga 3 hari setelah hari meninggalnya.

Dalam kitab Tarikh-al-Khamis, disebutkan bahwa Muhammad ibn Ishaq mengatakan sebagai berikut:
Rasulullah itu meninggal pada hari Senin dan kemudian dikebumikan pada malam hari Rabu
 
Sedangkan mengenai usianya ketika Rasulullah meninggal, Abul-Fida’ menuliskan:
Ada perbedaan pendapat mengenai usia Rasulullah ketika ia meninggal dunia. Akan tetapi apabila kita menghitungnya dengan menggunakan hadits-hadits yang terkenal, maka kemungkinan Rasulullah itu hidup hingga usia 63 tahun

Rasulullah meninggal pada tanggal 28 Safar tahun 11H. Dengan itu kehidupan dari Nabi terakhir itu berakhir di dunia ini.
Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab: 45—46)
 
Rasulullah telah meninggalkan dunia fana ini akan tetapi pesan-pesan yang ia bawa untuk umat manusia tetap abadi bersama kita.
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maa’idah: 16)

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1)

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

“…………... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”(QS.  Al-Hasyr: 7)

Source : Here